Pandangan Pemeriksa Irlandia: FW de Klerk dan perjalanan panjang menuju kebebasan

Pandangan Pemeriksa Irlandia: FW de Klerk dan perjalanan panjang menuju kebebasan – Kematian FW de Klerk minggu ini, orang kulit putih terakhir, dan segregasionis, presiden Afrika Selatan, adalah pengingat bahwa, meskipun sering membutuhkan pemimpin karismatik untuk menerapkan perubahan politik transformasional, biasanya dibutuhkan dua orang untuk membuat kesepakatan.

Pandangan Pemeriksa Irlandia: FW de Klerk dan perjalanan panjang menuju kebebasan

F. W. de Klerk

Frederik Willem de Klerk OMG DMS merupakan seseorang politikus Afrika Selatan serta Nobel Perdamaian Juara hadiah yang berprofesi selaku kepala negara negeri Afrika Selatan dari 1989 sampai 1994 serta selaku delegasi kepala negara dari 1994 sampai 1996. – troopsoutmovement.com

Baca Juga : Irlandia dan Binatu Magdalena: Kampanye untuk Keadilan

Selaku kepala negeri terakhir Afrika Selatan dari masa rezim minoritas kulit putih, beliau serta pemerintahnya memecahkan sistem apartheid serta memperkenalkanhak seleksi umum. Dengan cara ideologis konvensional serta bebas ekonomi, beliau mengetuai Partai Nasional( NP) 1989- 1997.

Lahir di Johannesburg dari keluarga Afrikaner yang mempengaruhi, de Klerk berlatih di Universitas Potchefstroom saat sebelum mengejar pekerjaan di aspek hukum. Berasosiasi dengan NP, yang beliau mempunyai ikatan keluarga, beliau tersaring ke parlemen serta bersandar di rezim putih minoritas dari PW Botha, menggenggam suksesi kedudukan menteri. Selaku seseorang menteri, beliau mensupport serta melempangkan apartheid, suatu sistem pembelahan rasial yang mementingkan orang kulit putih Afrika Selatan. Sehabis Botha mengundurkan diri pada tahun 1989, de Klerk menggantinya, awal selaku atasan NP serta setelah itu selaku Kepala negara Negeri Bagian. Walaupun pengamat menginginkan ia buat meneruskan advokasi Botha kepada apartheid, de Klerk menyudahi buat memberhentikan kebijaksanaan itu.

Ia siuman kalau konflik serta kekerasan etnik yang bertumbuh bawa Afrika Selatan ke dalam perang kerabat rasial. Di tengah kekerasan ini, gerombolan keamanan negeri melaksanakan pelanggaran hak asas orang yang menyebar serta mendesak kekerasan antara orang Xhosa serta Zulu, walaupun de Klerk setelah itu menyangkal membagikan ganjaran atas aksi itu. Ia memperbolehkan karnaval anti- apartheid berjalan, melegitimasi bermacam partai politik anti- apartheid yang tadinya dilarang, serta melepaskan penggerak anti- apartheid yang dipenjara semacam Nelson Mandela. Ia pula membongkarprogram senjata nuklir Afrika Selatan.

De Klerk berunding dengan Mandela buat seluruhnya memecahkan apartheid serta membuat peralihan ke hak seleksi umum. Pada tahun 1993, beliau dengan cara terbuka memohon maaf atas dampak beresiko apartheid. Ia memantau penentuan non- rasial 1994 di mana Mandela mengetuai Kongres Nasional Afrika( ANC) mengarah kemenangan; NP de Klerk menaiki posisi kedua. De Klerk setelah itu jadi Delegasi Kepala negara dalam aliansi arahan ANC Mandela, Penguasa Aliansi Nasional.

Dalam posisi ini, ia mensupport penguasa meneruskan kebijaksanaan ekonomi bebas namun menentang Komisi Bukti serta Perdamaian yang dibangun buat menyelidiki hak asas orang di era kemudian. pelanggaran sebab ia membutuhkan amnesti keseluruhan buat kesalahan politik. Ikatan kerjanya dengan Mandela kaku, walaupun ia setelah itu berdialog dengan penuh kasih mengenai ia. Pada Mei 1996, sehabis NP keberatan dengan konstitusi terkini, de Klerk menariknya dari rezim aliansi; partai dibubarkan pada tahun selanjutnya serta direformasi selaku Partai Nasional Terkini. Pada tahun 1997, beliau pensiun dari politik aktif serta sehabis itu membagikan kuliah global.

De Klerk merupakan figur kontroversial di antara banyak bagian warga Afrika Selatan, seluruh sebab alibi yang berlainan. Ia menyambut banyak apresiasi, tercantum Hadiah Nobel Perdamaian buat memecahkan apartheid serta bawa hak seleksi umum ke Afrika Selatan. Kebalikannya, beliau menyambut kritik dari penggerak anti- apartheid sebab cuma menawarkan permohonan maaf yang penuhi ketentuan buat apartheid, serta sebab melalaikan pelanggaran hak asas orang oleh gerombolan keamanan negeri. Ia pula dikutuk oleh patriot kulit putih Afrika Selatan, yang beranggapan kalau dengan melalaikan apartheid, ia mencederai kebutuhan minoritas kulit putih di negeri itu.

Jadi Nelson Mandela tidak bisa menuntaskan” ekspedisi jauh mengarah independensi” dari narapidana di Pulau Robben jadi negarawan global serta ayah” Bangsa Pelangi” tanpa De Klerk yang berbohong konvensional berperan selaku pengantar peralihan yang banyak dicoba di National Partai yang dibimbingnya dari tahun 1989 sampai 1997 tidak bisa jadi buat direnungkan.

De Klerk melaporkan kalau” masa apartheid saat ini telah selesai”( beliau lebih senang menyebutnya” pembangunan terpisah”) serta mencabut pantangan Kongres Nasional Afrika yang dilarang saat sebelum menyediakan pembebasan Mandela sehabis 27 tahun di bui.

Dalam kata-kata terakhirnya, direkam dalam video dan dirilis setelah kematiannya, dia berkata: ”Saya, tanpa sebuah kualifikasi, meminta permohonan maaf atas apa rasa sakit dan juga luka dan sebuah penghinaan dan juga kerusakan yang sudah dilakukan apartheid terhadap orang kulit hitam, coklat, dan India di Afrika Selatan. .”

Seperti biasa dengan pembuat sejarah, bahkan ketika mereka memiliki Hadiah Nobel Perdamaian dan dapat mengambil tanggung jawab untuk membongkar program senjata nuklir rahasia negara mereka dan pelaksanaan hak pilih universal, ada orang-orang yang dapat menemukan kesalahan dengan warisannya.

Uskup Agung Desmond Tutu, yang mengepalai Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, yang pendirian dan pekerjaannya ditentang De Klerk, mengatakan bahwa dia menempati “ruang bersejarah tapi sulit” sementara Yayasan Nelson Mandela mengatakan kontribusinya “besar tapi tidak merata”. Tidak mengherankan mereka yang berada di kanan politik apartheid menganggapnya sebagai pengkhianat sementara mantan pejuang kemerdekaan Marxis mengambil pandangan yang sama kritisnya, meskipun untuk alasan yang berbeda.

De Klerk sendiri menyadari kemustahilan untuk menyatukan semua corak opini dan mengatakan bahwa di Afrika Selatan yang baru yang ia bantu tempa “yang positif lebih besar daripada yang negatif”.

Di Irlandia, kita dapat meramalkan saat di mana harus ada dialog tentang bentuk masa depan Republik dan pelepasan ortodoksi dan mitologi historis. Pengalaman itu juga akan membutuhkan orang-orang dengan keyakinan untuk menjauh dari jalan sebelumnya dan mencapai arah baru.

Taoiseach Michael Martin mengatakan dia sedih mendengar berita meninggalnya De Klerk. Mungkin, dalam beberapa hal, kisah Afrika Selatan dapat berfungsi untuk menginformasikan tahap selanjutnya dari perkembangan konstitusional pulau ini.

Exit mobile version