Kisah Perdamaian yang Ditempuh Oleh Pemberontak Irlandia

Kisah Perdamaian yang Ditempuh Oleh Pemberontak Irlandia – Setelah seian lama melakukan berbagai aktivitas pemberontakan dan perlawanan dengan menggunakan senjata di Irlandia Utara sejak 2005, pada akhirnya organisasi paramiliter atau yang disebut dengan Tentara Republikan Irlandia pun mengumumkan pemberhentian kampanye bersenjata yang mereka lakukan pada tahun 2017. Mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang mereka miliki dengan melalui jalur politik dan demokrasi ketimbang menggunakan pemberontakan. Sehingga mereka memilih untuk berdamai dengan segala hal yang telah mereka mulai dan mulai mencoba hal-hal politik serta demokrasi yang ada.

Disaksikan oleh seorang pastur Katolik serta seorang pendeta Protestan dan dihadiri oleh pejabat dari Finlandia dan juga Amerika Serikat, organisasi para militer ini pun menyerahkan persenjataan yang mereka miliki di sebuah lokasi yang dirahasiakan. Semua senjata yang meliputi senjata otomatis, amunisi, rudal serta bahan peledak lainnya yang disimpan oleh mereka pun diserahkan. Pada akhirnya Tentara Republikan Irlandia pun rela menempuh jalur perdamaian yang menjadi salah satu bagian penting dari perdamaian yang ada di Irlandia. Meskipun demikian, perdamaian konflik di negara ini tampaknya harus melewati waktu yang panjang dan berliku-liku hingga akhirnya menemukan titik terang.

Pasalnya pada awal didirikan sekitar tahun 1919, Tentara Republikan Irlandia mulai melakukan berbagai gerakan perlawanan militer kepada pemerintah Inggris yang ada di Irlandia. Organisasi ini pun sangat aktif dan berperan sebagai sayap militer yang dimiliki oleh Partai Nasional Irlandia. Partai ini adalah partai yang diciptakan oleh Sinn Fein yang merupakan salah satu anggota agen judi bola pada tahun 1960 dan terkenal dengan berbagai taktik terorisme dan gerakan pembunuhan yang dilakukannya untuk melepaskan Irlandia Utara dari cengkraman Inggris. Tentara Republikan Irlandia pun hadir dan terus melakukan berbagai gerakan pemberontakan. Pemberontakan ini dilakukan agar Irlandia Utara bisa lepas dari pemerintakan Inggris dan berdiri sebagai negara yang berdaulat.

Pada April tahun 1998, pemerintah Inggris, Irlandia serta sebagian partai politik yang ada di Irlandia Utara pun melakukan negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan yang dikenal sebagai perjanjian Jumat Agung dan ditandatangani. Perjanian tersebut diciptakan untuk menyepakati beberapa hal termasuk juga dalam hal kekuasaan yang dimiliki oleh Katolik dan Protestas dalam hal pemerintahan. Dalam perjanjian ini juga dirundingkan komitmen terhadap demokrasi serta penyerahan senjata yang dimiliki oleh kelompok paramiliter yang ada termasuk Tentara Republikan Irlandia yang harus dilakukan dalam jangka waktu dua tahun.
Meskipun gerakan gencatan senjata pun telah disepakati sejak tahun 1997, namun Tentara Republikan Irlandia masuh belum mau meletakkan dan menyerahkan senjata yang mereka miliki. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi paramiliter inipun menunda proses perdamaian yang ada di Irlandia Utara hampir enam tahun lamanya hingga akhirnya tercapat pada tahun 2005. Peletakan senjata yang dilakukan oleh Tentara Republikan Irlandia inipun menjadi salah satu langkah yang penting dalam proses perdamaian di daerah yang bertahun-tahun telah dilanda konflik. Tentara Republikan Irlandia pun memilih untuk menggunakan cara lain dalam mengambil langkah mereka.

Jalur politik dan demokrasi akhirnya dipilih oleh Tentara Republikan Irlandia dan kemudian mereka berdamai dengan segala hal. Semua persenjataan yang telah lama mereka timbun pun pada akhirnya dikembalikan dan mereka memilih untuk berdamai serta tidak menggunakan senjata dalam menyelesaikan masalah. Namun meskipun demilikian setelah Tentara Republikan Irlandia mengambil jalan damai dengan negara, masih ada beberapa kelompok pemberontak lainnya yang masih aktif dan berikrar untuk tetap melanjutkan perjuangan mereka dalam hal persenjataan.